Rabu, 23 April 2014

Bintang(memory in 23 Juni 2013)
Bintang adalah suatu benda yang ada dilangit tepatnya pada malam hari. Mereka kadang memang tak tampak, namun saat memperlihatkan dirinya banyak orang yang kagum dan senang akan kehadirannya, seperti yang terlihat dilangit saat aku dan seorang sahabatku sedang bersama. Tepat digedung lama sekolah, digaris lingkaran yang berada tepat ditengah halaman sekolah. Hal ini tak kusadari, ku kira hanya percakapan biasa, ternyata ini adalah kebersamaan yang sangat berarti. Kami saling bercerita tentang diri sendiri, orang tua dan masa depan yang akan kami lalui. Cerita yang  menarik karena kami tak sendirian karena ditemani oleh cahaya bintang, dan dinginnya angin malam. Entah apa yang ada difikarannya, hingga dia langsung berkata padaku "Zah, lihat bintang itu sungguh indah nan menawan." Meski hanya satu kalimat namun kata-kata itu membuat aku bertanya-tanya, mengapa dia begitu senang saat melihat bintang dan bintang itu mengibaratkan suatu hal yaitu berbentuk segitiga. Dalam hati "Pertanda apa bentuk segitiga ini?"
Tak terasa waktu berlarut malam, hanya angin dan suara kami yang terdengar keras dan aku mulai merasa kedinginan, "Kenapa, Zah?" Tanya dia. "Emm... nggak apa-apa, Rul." Jawabku. Meski tak berterus terang mungkin dia sudah mengerti bahwa aku kedinginan, "Zah samean kedinginan, apa samean bawa baju hangat?" Tanya dia. Aku menjawab"Nggak, Rul" Kata dia"Udah nggak usah ngenyel, bentar tak ambilkan dulu baju hangatku". Dia pergi ke kelas untuk mengambil baju hangatnya, aku hanya sendiri dengan dinginnya malam. Terlihat dia berlari dari kelas dan aku kaget ketika dia menaruhkan baju hangatnya dibadanku, ya Allah kenapa tubuh ini hanya terdiam dan menganga tak tahu arah. Udara yang tadinya terasa dingin kini berubah menjadi suatu yang melindungiku.
Air Mata
Setelah kebahagiaan slalu ada kesedihan, sama seperti prinsip kehidupan dimana ada kesedihan disitulah akan ada kebahagiaan pula, seperti hari ini. Ibu yang sedang sakit membuat hati mudah rapuh, seperti sendiri tak ada teman padahal setiap hari semangat ibulah yang membuat aku tetap sabar dalam menjalani hidup. Namun sayang, hari ini semangat itu tak ada. Berangkat menuntut ilmu dengan berteman butiran air yang membahasi pipi, ku harap sesampai disekolah ada cahaya diwajahku. Emm... namun apa daya ternyata dugaan ku salah, keadaan yang aku inginkan malah tetap menjadi awan hitam yang mengiringi. Sahabat yang aku harapkan bisa membantu menghapus air mataku malah berpaling muka begitu saja, Ya Allah sedih rasanya, namun aku yakin tak akan jatuh karena aku masih punya Engkau Ya Robbi, Tuhan yang Maha Tahu...